Sejarah Singkat Nusa Dua
Pulau Bali adalah sebuah pulau kecil yang luas wilayahnya + 5.632,86 km2 atau 0,29 % dari luas kepulauan Indonesia dengan jumlah penduduk + 3,5 juta, tidak memiliki hasil tambang, lahan pertanian yang terbatas, namun pulau Bali memiliki keindahan alam dan budaya yang sangat mempesona, yang telah dikenal, dikagumi oleh Dunia serta banyak pula dikunjungi oleh wisatawan. Untuk meningkatkan taraf hidup pendudukBali , salah satu usaha yang diharapkan pada waktu itu adalah melalui pengembangan pariwisata.
Dalam rangka usaha pengembangan Pariwisata Bali, Pemerintah dengan bantuan UNDP pada tahun 1971 memprakarsai sebuah studi tentang Pariwisata Bali yang dilaksanakan oleh SCETO, sebuah konsultan dari Perancis.
Kawasan Pariwisata Nusa Dua lahir karena kebutuhan objektif akan kamar yang bermutu, bagi wisatawan yang diperkirakan akan terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Salah satu dari rekomendasi studi tersebut, menyarankan agar diBali dibangun lebih banyak hotel bertaraf internasional, untuk menampung wisatawan asing. Pada waktu itu yaitu pada tahun 1975 di Bali, diperkirakan hanya ada 1800 kamar yang dibangun di Kuta dan Sanur, yang bertaraf Internasional, sedangkan menurut studi sampai tahun 1980 diperlukan sekitar 3800 - 4700 kamar hotel standard internasional.
Pola dasar rencana induk Pariwisata Bali, sebagaimana direkomendasikan tim SCETO adalah suatu pembangunan ekonomi, dimana taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ditingkatkan tanpa mengorbankan nilai-nilai kebudayaan serta struktur sosial kehidupan masyarakatBali dan lingkungan hidup.
Proyek Nusa Dua, sebagai bagian dari rencana induk pengembangan Pariwisata Bali, merupakan pembangunan suatu kawasan pariwisata dengan pemukiman wisatawan secara terpusat, yang jauh dari pusat kehidupan sehari-hari masyarakat Bali pada umumnya. Dengan demikian pengaruh langsung para wisatawan, khususnya pengaruh negatif akan dapat ditekan. Lahan yang memenuhi syarat ada di kawasan bukit, yaitu Nusa Dua, lahan yang tidak produktif, namun memiliki pantai dan berpasir putih yang indah, berpenduduk jarang dan sangat dekat dengan Bandar Udara Ngurah Rai. Letak lahan tersebut, terpisah dari masyarakat tradisionalBali .
Melalui pendekatan tersebut, sebagaimana dijelaskan diatas, diharapkan kebutuhan akan kamar yang terus meningkat bisa dipenuhi, sekaligus kebudayaanBali sebagai daya tarik utama Pariwisata bisa tetap dilestarikan. Disamping itu daerah Nusa Dua lebih mudah dikembangkan karena tanah yang tersedia cukup luas dan penduduknya jarang. Curah hujannya relatif kecil dan tidak ada sumber air permukaan, sehingga tanahnya tidak subur untuk pertanian. Pertimbangan yang tidak kalah pentingnya adalah Nusa Dua mempunyai pemandangan alam menarik dengan pantai berpasir putih, air laut yang jernih dan pantai menghadap ke Timur menyongsong terbitnya matahari pagi.
Lokasi akomodasi/hotel sebagai salah satu komponen pokok kawasan disarankan di daerah Badung bagian Selatan, dekat dengan Airport Ngurah Rai dan lebih mudah memperoleh pelayanan utilitas dan kemudahan-kemudahan lain dari pusatkota Denpasar, ketimbang daerah Karangasem dan Bali Barat.
Kawasan Pariwisata dipersiapkan dengan pemanfaatan secara ekonomis tanah yang tersedia, tanpa mengganggu lingkungan, sementara prasarana dan sarana dimanfaatkan secara optimal dalam rangka pembangunan hotel dan fasilitas wisata lainnya.
Lokasi hotel adalah sepanjang pantai dengan pusat kegiatan Amenity Core yang dibangun sesuai pedesaanBali dengan halaman yang luas dan arsitektur yang khas.
Dalam rangka pengembangan proyek Nusa Dua sebagai Kawasan Pariwisata terpadu terdapat 3 komponen pokok, yaitu penyediaan Prasarana dan Sarana, peningkatan jalur – jalur jalan menunju daerah – daerah yang akan dikunjungi wisatawan dan peningkatan jalur – jalur jalan menuju daerah – daerah yang akan dikunjungi wisatawan.
Kebijaksanaan Pemerintah
Pembangunan sektor pariwisata bukan merupakan pembangunan yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan pembangunan di sektor-sektor lain, karenanya untuk pelaksanaan pembangunannya perlu pembuatan perencanaan yang terencana dan terpadu. Sebagai tindak lanjut dari rekomendasi dalam Master Plan Pariwisata Bali, Direktorat Jenderal Pariwisata dengan bantuan UNDP menyiapkan Master Plan Kawasan Nusa Dua. Master Plan tersebut dibuat oleh Pacific Consultant International (PCI) dari Jepang bekerjasama dengan KonsultanIndonesia pada tahun 1972.
Pembentukan PT. BTDC
Dalam rangka pelaksanaan rencana Nusa Dua, sebagai Kawasan Pariwisata telah dibentuk suatu Badan Usaha yaitu PT. Pemgembangan Pariwisata Bali (Persero) atau lebih dikenal dengan Bali Tourism Development Corporation (PT. BTDC), yang bertujuan utama menyelenggarakan tersedianya prasarana dan sarana, mengundang investor untuk membangun hotel serta mengelola dan memelihara Kawasan Pariwisata Nusa Dua. Disamping itu dibentuk Badan Pengembangan Rencana Induk Pariwisata Bali (BPRIP) dengan tugas konsultasi dan koordinasi dengan PP. No.27 tahun 1972 dan PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) atau Bali Tourism Development Corporation (PT. BTDC).
Maksud, Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Mencerminkan karakteristik standard internasional berskala tinggi bagi semua fasilitas yang direncanakan terutama, prasarana peningkatan kwalitas estetik kawasan terutama landscapnya, serta budaya dan daya tarik pemandanganBali yang unik. Serta dibangun sebagai kawasan pariwisata skala internasional dengan cara, mengundang partisipasi hotel yang memiliki jaringan pemasaran internasional, menyajikan daya tarik yang unik dari Bali, melalui pengadaan festival Budaya dan sarana hiburan lainnya serta menciptakan panduan yang serasi dalam pengembangan kawasan yang tercermin dalam aneka ragam sarana-sarana yang disajikan maupun dengan menumbuhkan suasana yang aman dan nyaman.
Preservasi dan perlindungan terhadap pohon kelapa merupakan ciri khusus dan vegetasi utama di kawasan ini. Mengatur variasi daerah konsesi yang cukup luas melalui penataan yang serasi antara lain :
a). Mencerminkan suasana lokal ke dalam desain sarana, seperti ciri-ciri arsitektur tropis dan konsep ruang tradisionalBali .
b). Menata jalinan transportasi dengan kendaraan lambat seperti dokar dan kendaraan serupa dengan jalan khusus
c). Menyediakan Amenity Core untuk menampung aktivitas sosial dan rekreasi
d). Mencegah dampak negatif seperti kepadatan kamar hotel dan urbanisasi yang berlebihan demi tetap terpeliharanya latar belakang alam dan budayaBali ..
e). Fleksibilitas di dalam Master Plan kawasan untuk memungkinkan pemenuhan kebutuhan masa depan seperti sarana-sarana baru dan sebagainya.
f). Perencanaan keselamatan lingkungan menyeluruh dalam rangka menghadapi keadaan darurat.
Konsep Pengembangan Nusa Dua
Pulau Bali adalah sebuah pulau kecil yang luas wilayahnya + 5.632,86 km2 atau 0,29 % dari luas kepulauan Indonesia dengan jumlah penduduk + 3,5 juta, tidak memiliki hasil tambang, lahan pertanian yang terbatas, namun pulau Bali memiliki keindahan alam dan budaya yang sangat mempesona, yang telah dikenal, dikagumi oleh Dunia serta banyak pula dikunjungi oleh wisatawan. Untuk meningkatkan taraf hidup penduduk
Dalam rangka usaha pengembangan Pariwisata Bali, Pemerintah dengan bantuan UNDP pada tahun 1971 memprakarsai sebuah studi tentang Pariwisata Bali yang dilaksanakan oleh SCETO, sebuah konsultan dari Perancis.
Kawasan Pariwisata Nusa Dua lahir karena kebutuhan objektif akan kamar yang bermutu, bagi wisatawan yang diperkirakan akan terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Salah satu dari rekomendasi studi tersebut, menyarankan agar di
Pola dasar rencana induk Pariwisata Bali, sebagaimana direkomendasikan tim SCETO adalah suatu pembangunan ekonomi, dimana taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat ditingkatkan tanpa mengorbankan nilai-nilai kebudayaan serta struktur sosial kehidupan masyarakat
Proyek Nusa Dua, sebagai bagian dari rencana induk pengembangan Pariwisata Bali, merupakan pembangunan suatu kawasan pariwisata dengan pemukiman wisatawan secara terpusat, yang jauh dari pusat kehidupan sehari-hari masyarakat Bali pada umumnya. Dengan demikian pengaruh langsung para wisatawan, khususnya pengaruh negatif akan dapat ditekan. Lahan yang memenuhi syarat ada di kawasan bukit, yaitu Nusa Dua, lahan yang tidak produktif, namun memiliki pantai dan berpasir putih yang indah, berpenduduk jarang dan sangat dekat dengan Bandar Udara Ngurah Rai. Letak lahan tersebut, terpisah dari masyarakat tradisional
Melalui pendekatan tersebut, sebagaimana dijelaskan diatas, diharapkan kebutuhan akan kamar yang terus meningkat bisa dipenuhi, sekaligus kebudayaan
Lokasi akomodasi/hotel sebagai salah satu komponen pokok kawasan disarankan di daerah Badung bagian Selatan, dekat dengan Airport Ngurah Rai dan lebih mudah memperoleh pelayanan utilitas dan kemudahan-kemudahan lain dari pusat
Kawasan Pariwisata dipersiapkan dengan pemanfaatan secara ekonomis tanah yang tersedia, tanpa mengganggu lingkungan, sementara prasarana dan sarana dimanfaatkan secara optimal dalam rangka pembangunan hotel dan fasilitas wisata lainnya.
Lokasi hotel adalah sepanjang pantai dengan pusat kegiatan Amenity Core yang dibangun sesuai pedesaan
Dalam rangka pengembangan proyek Nusa Dua sebagai Kawasan Pariwisata terpadu terdapat 3 komponen pokok, yaitu penyediaan Prasarana dan Sarana, peningkatan jalur – jalur jalan menunju daerah – daerah yang akan dikunjungi wisatawan dan peningkatan jalur – jalur jalan menuju daerah – daerah yang akan dikunjungi wisatawan.
Kebijaksanaan Pemerintah
Pembangunan sektor pariwisata bukan merupakan pembangunan yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan pembangunan di sektor-sektor lain, karenanya untuk pelaksanaan pembangunannya perlu pembuatan perencanaan yang terencana dan terpadu. Sebagai tindak lanjut dari rekomendasi dalam Master Plan Pariwisata Bali, Direktorat Jenderal Pariwisata dengan bantuan UNDP menyiapkan Master Plan Kawasan Nusa Dua. Master Plan tersebut dibuat oleh Pacific Consultant International (PCI) dari Jepang bekerjasama dengan Konsultan
Pembentukan PT. BTDC
Dalam rangka pelaksanaan rencana Nusa Dua, sebagai Kawasan Pariwisata telah dibentuk suatu Badan Usaha yaitu PT. Pemgembangan Pariwisata Bali (Persero) atau lebih dikenal dengan Bali Tourism Development Corporation (PT. BTDC), yang bertujuan utama menyelenggarakan tersedianya prasarana dan sarana, mengundang investor untuk membangun hotel serta mengelola dan memelihara Kawasan Pariwisata Nusa Dua. Disamping itu dibentuk Badan Pengembangan Rencana Induk Pariwisata Bali (BPRIP) dengan tugas konsultasi dan koordinasi dengan PP. No.27 tahun 1972 dan PT. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) atau Bali Tourism Development Corporation (PT. BTDC).
Maksud, Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Mencerminkan karakteristik standard internasional berskala tinggi bagi semua fasilitas yang direncanakan terutama, prasarana peningkatan kwalitas estetik kawasan terutama landscapnya, serta budaya dan daya tarik pemandangan
Preservasi dan perlindungan terhadap pohon kelapa merupakan ciri khusus dan vegetasi utama di kawasan ini. Mengatur variasi daerah konsesi yang cukup luas melalui penataan yang serasi antara lain :
a). Mencerminkan suasana lokal ke dalam desain sarana, seperti ciri-ciri arsitektur tropis dan konsep ruang tradisional
b). Menata jalinan transportasi dengan kendaraan lambat seperti dokar dan kendaraan serupa dengan jalan khusus
c). Menyediakan Amenity Core untuk menampung aktivitas sosial dan rekreasi
d). Mencegah dampak negatif seperti kepadatan kamar hotel dan urbanisasi yang berlebihan demi tetap terpeliharanya latar belakang alam dan budaya
e). Fleksibilitas di dalam Master Plan kawasan untuk memungkinkan pemenuhan kebutuhan masa depan seperti sarana-sarana baru dan sebagainya.
f). Perencanaan keselamatan lingkungan menyeluruh dalam rangka menghadapi keadaan darurat.
Konsep Pengembangan Nusa Dua
- Kawasan Pariwisata Nusa Dua adalah merupakan bagian dari pelaksanaan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Bali.
- Pemusatan pengembangan mempunyai maksud untuk memudahkan pelaksanaan dan pengawasan.
Efisiensi operasional untuk semua infrastruktur dan fasilitas umum. - Lahan disewakan kepada investor dengan Hak Guna Bangunan untuk jangka waktu 30 tahun dan dapat diperpanjang 20 tahun lagi.
- Peraturan tata ruang menetapkan ketentuan fisik konstruksi antara lain :
a. Tinggi bangunan maksimum 15 meter
b. Batas sempadan antara bangunan dan pantai
c. Perbandingan antara luas lahan dan - Pembentukkan Design Committee dengan tujuan untuk mengevaluasi dan mengarahkan disain bangunan/hotel.
Design Committee
Telah dibentuk Design Committee yang meliputi para arsitek dan pakar-pakar pembangunan hotel demi terciptanya citraBali dalam segala desain arsitektur serta manifestasi seni budaya. Konsep desain bertujuan utama tanpa mengurangi segi komersiil dan mewujudkan suatu “wajah khas Bali” yang menyatu dengan arsitektur dan budaya Bali .
Filsafat Pembangunan
Mutlak dipersyaratkan bahwa Kawasan Pariwisata berfungsi sebagai suatu kesatuan yang serasi dan menyeluruh dengan dilengkapi berbagai unsur-unsur lain, sesuai yang direncanakan dan berfungsi sebagai pelengkap. Hanya melalui pendekatan yang demikian dapat dijamin terpeliharanya suatu penampilan serta pelayanan bermutu tinggi serta penerapan desain arsitektur yang peka ke dalam seluruh sarananya.
PT. BTDC Nusa Dua mengelola kawasan seluas kurang lebih 350 Ha, yang semula tanah tandus dan tidak produktif, menjadi kawasan pariwisata yang menarik diBali . Kawasan ini bahkan telah terkenal di Manca Negara sebagai salah satu dari 6 kawasan pariwisata yang terbaik di dunia. Pembangunan prasarana kawasan Nusa Dua dilakukan oleh PT. BTDC dengan sumber pembiayaan yang dipinjam dari World Bank sesuai aprraisal yang di buat pada bulan Mei 1974. Pinjaman World Bank telah dilunasi oleh PT. BTDC lebih awal dari berakhirnya waktu pelunasan pinjaman.
Tahapan (Fase I) pembangunan Kawasan Pariwisata Nusa Dua sebagai berikut :
1976 – 1979
Pembangunan kontruksi dan Infrastruktur Kawasan Pariwisata Nusa Dua
1978
Pembangunan Sekolah Pariwisata (BPLP) Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata (Hotel and Tourism Management Training Center) dan Training Hotel (Hotel Bualu), sekarang STP Bali.
1981 – 1983
Hotel Pertama yang dibangun adalah Nusa Dua Beach Hotel, oleh investor Garuda Indonesia, melalui anak perusahaan Aerowisata.
1985 – 1987
Membangun 3 hotel :
• Hotel Putri Bali, Hotel milik Pemerintah yang berada di bawah PT. HII, sekarang PT.Hotel Indonesia Natour (HIN)
• Melia Bali Sol, yang merupakan investor asingyang berasal dari Spanyol, sekarang Melia Bali Resort, Villas & Spa.
• Club Med, yang juga merupakan sebuah investasi asing asal Perancis.
1987
Mereview dan mengupdate kembali Master Plan Kawasan Pariwisata Nusa Dua.
1991
Membangun 4 International Hotel Chain :
• Nusa Indah Hotel & Convention Center, sekarang Hotel Westin Resort dan Bali International Convention Centre (BICC).
• Sheraton Lagoon, sekarang Laguna Resort.
• Grand HyattBali . Bali Hilton, sekarang Ayodya Resort.
• Bali Golf & Country Club
• Galleria Nusa Dua (Amenty Core), sekarang menjadi Pusat Perbelanjaan Bali Collection dengan dilengkapi sebuah Sogo.
• Pusat Pertunjukkan/Gedung Pertunjukkan
• Amphitheatre.
•Bali Desa Service Apartment.
2000
• Lawn Bowling (BowlingPadang Rumput)
2004
Kayu Manis Villas and Spa
2006
•Asia Pacific Museum Art
• Victus Life (Anty Aging)
2007
• Novotel – Accor Nusa Dua Bali Hotel & Resident.
• Krya Spa PT. WyancorBali / Grand Hyatt Nusa Dua
• PT. Great BalloonIndonesia (GBI)
2008
• ST. Regis Nusa Dua
Telah dibentuk Design Committee yang meliputi para arsitek dan pakar-pakar pembangunan hotel demi terciptanya citra
Filsafat Pembangunan
Mutlak dipersyaratkan bahwa Kawasan Pariwisata berfungsi sebagai suatu kesatuan yang serasi dan menyeluruh dengan dilengkapi berbagai unsur-unsur lain, sesuai yang direncanakan dan berfungsi sebagai pelengkap. Hanya melalui pendekatan yang demikian dapat dijamin terpeliharanya suatu penampilan serta pelayanan bermutu tinggi serta penerapan desain arsitektur yang peka ke dalam seluruh sarananya.
PT. BTDC Nusa Dua mengelola kawasan seluas kurang lebih 350 Ha, yang semula tanah tandus dan tidak produktif, menjadi kawasan pariwisata yang menarik di
Tahapan (Fase I) pembangunan Kawasan Pariwisata Nusa Dua sebagai berikut :
1976 – 1979
Pembangunan kontruksi dan Infrastruktur Kawasan Pariwisata Nusa Dua
1978
Pembangunan Sekolah Pariwisata (BPLP) Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata (Hotel and Tourism Management Training Center) dan Training Hotel (Hotel Bualu), sekarang STP Bali.
1981 – 1983
Hotel Pertama yang dibangun adalah Nusa Dua Beach Hotel, oleh investor Garuda Indonesia, melalui anak perusahaan Aerowisata.
1985 – 1987
Membangun 3 hotel :
• Hotel Putri Bali, Hotel milik Pemerintah yang berada di bawah PT. HII, sekarang PT.Hotel Indonesia Natour (HIN)
• Melia Bali Sol, yang merupakan investor asingyang berasal dari Spanyol, sekarang Melia Bali Resort, Villas & Spa.
• Club Med, yang juga merupakan sebuah investasi asing asal Perancis.
1987
Mereview dan mengupdate kembali Master Plan Kawasan Pariwisata Nusa Dua.
1991
Membangun 4 International Hotel Chain :
• Nusa Indah Hotel & Convention Center, sekarang Hotel Westin Resort dan Bali International Convention Centre (BICC).
• Sheraton Lagoon, sekarang Laguna Resort.
• Grand Hyatt
• Bali Golf & Country Club
• Galleria Nusa Dua (Amenty Core), sekarang menjadi Pusat Perbelanjaan Bali Collection dengan dilengkapi sebuah Sogo.
• Pusat Pertunjukkan/Gedung Pertunjukkan
• Amphitheatre.
•
2000
• Lawn Bowling (Bowling
2004
Kayu Manis Villas and Spa
2006
•
• Victus Life (Anty Aging)
2007
• Novotel – Accor Nusa Dua Bali Hotel & Resident.
• Krya Spa PT. Wyancor
• PT. Great Balloon
2008
• ST. Regis Nusa Dua
Sepertinya tulisan ini akan jauh lebih menarik apabila anda merubah warna hurufnya atau backgroundnya karena sulit sekali untuk membaca tulisan anda ini.
BalasHapus